Sabtu, 19 Maret 2011

MUSIC ROCK PENGERTIAN MUSIK ROCK

Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun50an.  Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat(folk music), jazz dan musik klasik.
     Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau kibor, saksofonharmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rock "mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan mencolok dan melody yang menarik". dan
Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk New Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat grunge, Britpop, indie rock dan nu metal.
Sebuah kelompuk pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock bandrock group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi diatas dan/atau menggunakan pennyanyi utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang keyboardistkibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup seperti  atau (pemain

Sejarah Musik Rock Indonesia


Saya mencoba menyelamatkan sebuah arsip menarik yang penting tentang runutan sejarah perkembangan musik Rock Di Tanah Air. Untuk referensi dan sumber yang saya dapatkan dari hasil Googling ternyata berada dalam arsip mail seseorang. Silakan nikmati, niscaya anda akan seperti saya, yang terkaget-kaget membacanya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
AWAL MULA
Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah
namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album
ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.
Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musikthrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal

            Band-   band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya.
Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version! Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka punya program bernama Rock N’ Rhythm yang
mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radio ini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista.

Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal ini sehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa selebritis muda yang dulu sempat nongkrong bareng (groupies?) anak-anak metal ini antara lain Ayu Azhari, Cornelia Agatha, Sophia Latjuba, Karina Suwandi hingga Krisdayanti. Aktris Ayu Azhari sendiri bahkan sempat dipersunting sebagai istri oleh (alm) Jodhie Gondokusumo yang merupakan vokalis Getah dan juga

mantan vokalis Rotor.

Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang sering dijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakan studio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band- band rock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground
manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café). Diluar itu, pentas seni MA dan acara musik kampus sering kali pula di “infiltrasi” oleh band-band metal tersebut. Beberapa pensi yang historikal di antaranya adalah Pamsos (SMA 6 Bulungan), PL Fair (SMA
Pangudi Luhur), Kresikars (SMA 82), acara musik kampus Universitas

Nasional (Pejaten), Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia (Depok), Unika Atmajaya Jakarta, Institut Teknologi Indonesia (Serpong) hingga Universitas Jayabaya (Pulomas).


Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah
label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band
seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius
Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.

Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering
terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal daninternasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.

Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).

Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n’ paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri. Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover
penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan
sebagainya.

29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek
Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah,
Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang’ manggung di sana.

10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama- lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue- venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie. Café Kupu- Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene Brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super- sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut,
Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling `netral’ dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yangterletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen `menghabisi riwayat’ mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, “Puppen : Last Show Ever”, sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri.

MUSIC POP Musik populer

Musik populer atau Musik pop adalah nama bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial.
Musik populer pertama kali berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1920 di mana rekaman pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison, dibedakan dengan Musik Klasik, Musik Jazz, Musik Tradisional, Musik Blues, kemudian juga berkembang ke negara-negara lain sedunia.

Sejarah Musik POP indonesia
sejarah musik pop di indonesia dimulai dengan adanya musik dari band Koes Plus , tanpa adanya band tersebut musik pop di indonesia tidak akan pernah ada dan bisa kita rasakan di tahun ini. Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal dua anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif.
Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex's Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.
  1. Sejarah Musik Klasik Sejak Musik Gregorian (S90)
-      Musik klasik dimulai dengan penemuan notasi Gregorian tahun s90 oleh Paus Agung Gregory, berupa balok not dengan empat garis, namun notasi belum ada hitungannya/ iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi), sifat lagu masih sebagai lagu tunggal (monofoni). Paus Gregory semasa hidupnya telah mencatat lagu Gereja dengan notasi Gregorian tersebut.
-       Sebelum tahun s90 musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan terutlulis yang dapat dibaca.
  1. Musik Organum (1150-1400)
-      Organum = menyanyi dengan nada yang sama, nada atas dinyanyikan oleh wanita / anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Sehingga terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita / anak-anak) dan suara rendah (laki-laki)
     2.  Musik Diafoni (1400-1600)
- Musik Diafoni
              a.  Dia (=Dua)          
              b. Foni (=Suara)
à Suara yang kuat lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maupun kuart rendah.
     3.  Musik Polifoni Era Baru (1600-1725)
à Musik yang arahnya berlawanan (bermelodi banyak) sehingga nada atau  titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), lalu lahirlah kontrapun (counter point = Kontra punt)
-      Perintis = Komponis Giovani Perluigi da Palestina (1515 – 1594)
-      Johan Sebastian bach (1685 – 1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapun yang sangat tinggi. Karena disusun seperti matematika. Hamper semua komponis era baru (1600 – 1725) menyusun dengan teknik kontrapun, missal George Frederic Handle (Inggris), Jean Remeau (Perancis), Correlio (Italia), dll.
-      Papa Yakoh = lagu rakyat dengan gaya polifoni
-      Pada  awalnya orang menyusun dengan kontrapun terikat / Strict Counterpoint, namun kemudian mendapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapun Bebas / Free Counterpoint
     4.  Musik Homofon Era Klasik (1750 – 1825)
-     Musik Homofon à  Susunan akord yang berdasarkan tri – suara (triad), sehingga berkembang empat suara/lebih dan kontrapun menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.
5.   Musik Klasik Era Romantika (1820 – 1910)
-    Hampir tidak ada perubahan dalam kontrapun dan harmoni secara fundamental. Namun ada kemajuan dalam orkestrasi lengkap (dengan penemuan alat musik)
-     Era romantika adalah yang terakhir dan masih dapat diterima dengan pendengaran masyarakat umum terutama pada musik opera, musik balet, dan walsa wina.
6.   Musik Klasik Modern (1910 – sekarang)
-   Musik modern dengan menggunakan musik Atonal dan Politonal telah jauh dari penggemar musik yang menyenangi musik konvensional, karena suara yang disonan dan irama yang tidak teratur membutuhkan konsentrasi dalam mendengar.

  1. Sejarah Musik Pop Sejak 1920
-    Pertama kali berkembang di Amerika Serikat tahun 1920 dengan rekaman pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison.
-    Setelah Perang Dunia I berakhir (1918), amaka musik di benua Amerika lahir yang disebut dengan musik Populer. Musik ini terutama sebagai musik lantai dansa yang pada waktu itu menjadi popular sekali dan digemari oleh masyarakat seluruh dunia.
  
1.   Musik Ragtime di Amerika Serikat (1890 – 1920)
à  Musik Amerika yang dipengaruhi oleh etnis Afrika-Amerika dan musik klasik Eropa.
-    Mempunyai tempo / irama yang cepat dengan dominasi sinkopasi, namun ada juga yang berirama agak lamban.
-     Biasanya dimainkan khusus dengan piano gaya ragtime (cincang-babi) dan para pianis dan para pencipta antara lain Scott Joplin (1868 – 1917), James Scott (1885 – 1938), dan Joseph Lamb (1887 – 1959)
2.   Musik Blues di Amerika Serikat (1895)
-     Lahir dari etnis Afrika – Amerika di semenanjung Delta Mississippi pada akhir abad XIX sekitar tahun 1895 dan berlangsung hingga kini
-     Lahir dari kehidupan para budak yang bekerja sebagai buruh tani ras Afrika di Amerika, dimana pada saat mereka bekerja atau istirahat sore hari mereka melantunkan lagu-lagu sedih (blues) yang khas melodi ras Afrika dengan lirik-lirik budak yang tertindas pada waktu itu.
-     Pada awalnya hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudian baru mereka mempergunakan alat petik gitas sebagai iringan
-     Belakangan musik blues mempengaruhi perkembangan musik jazz, country, dan rock.
-     Para pemusik blues dan pencipta blues rata-rata orang hitam Amerika. W.C Handy (1873 – 1958) adalah bapak blues. Lagu Aunt Hagar’s Children dan Saint Louis Blues diterbitkan pada tahun 1914 dan 1921
 3.  Musik Amerika Latin (1857)
-     Beberapa ciptaan pada waktu itu dengan pengaruh antara lain dari George Bizets Hababera dari Opera Carmen (1857), Scott Joplin’s Mexican Serenade, Solace (1902), Maurice Ravels, Rapsodie Espagnole (1907), dan Bolero (1928).
-     Dimulai sejak dansa yang dikenal (1920). Dansa Tango menjadi salah satu ballroom dance yang terkenal pada tahun 1920 di Amerika Serikat maupun eropa, dimana lagu Tango yang bertangga nada minor dan melankolik, serta step dansa yang agresif. Setelah itu tahun 1930 dan 1940 berkembang menjadi salah satu musik yang digemari didunia dengan tokoh seperti Xavier Cugat, Peres Prado, dll. Irama yang berkembang pada waktu itu adalah Rhumba, Samba, Conga, Salsa, Mabo, dll.
4.   Musik Country
-   Sering diidentitaskan dengan musikCowboy (penggembala sapi)
-     Musik ini lahir pada rekaman permainan biola country John Carson dengan rekaman “Little Log Cabin in The Lane” oleh Okeh Records pada tahun 1923. kemudian lahir rekaman oleh Columbia pada tahun 1924 “Old Familiar Tunes”. Seperti diketahui steel guitar masuk country pada tahun 1922, dimana jimmie Tallton bertemu dengan Hawaiian guitarist Frank Ferera di Pantai Barat Amerika
-     Mulai tahun 1927, selama 17 tahun Carter merekam sekitar 300 old-time ballads, lagu tradisional, lagu country, dll.
-           Pada tahun 1930 dan 1940-an lagu Cowboy menjadi popular disemua Film Hollywood. Dan tahun 1939 irama Boogie-woogie menjadi terkenal.

PERKEMBANGAN MUSIK POP DI  TANAH AIR

Ondok Bapak Mouli Muanai, akhir akhir ini perkembangan Musik Pop Indonesia makin maju pesat, yang membuat kita harus berbangga hati karena Musik Pop Indonesia sudah menjadi tuan rumah dinegeri sendiri, mungkin Ondok Bapak Mouli Muanai masih ingat dimana Musik Pop, Pop Rock dan Slow Rock khususnya pernah dikuasai oleh Musisi dari Negeri Jiran Malaysia dan Singapura, ini sempat membuat prihatin khususnya para Musisi Tanah Air dimana hal ini berarti hilangnya lahan pencaharian mereka…..namun berkat perjuangan hebat Musisi Tanah Air dan tentunya dukungan dari rakyat dan Pemerintah Indonesia akhirnya Musik Indonesia kembali berjaya dan menjadi Tuan Rumah di Negeri sendiri….Alhamdulillah….Di Negara Demokrasi ini para Musisi diberi kebebasan untuk berekspresi dimana lirik lirik yang miring alias kritikan pedas pada Pemerintah sudah tidak menjadi kendala lagi, karena biasanya kritikan itu berdasarkan bukti bukti yang ada dan terjadi di Negeri tercinta ini, ada beberapa grup band dan juga penyanyi Solo yang selalu menyuarakan kritikan pedas pada Pemerintah contohnya : Godbless,Slank dan untuk penyanyi Solo seperti Iwan Fals,Franky Sahilatua dan lain lain. Lain halnya dengan Musisi dari Negeri Jiran, baru berambut panjang saja sudah di bui, apalagi kalau sudah mengkritik Pemerintah, kasian…..
Dengan kebebasan berekspresi ini dan dengan didukung oleh Pecinta Musik di Tanah Air, kita harapkan akan semakin banyak Musisi Musisi baru dan bermutu yang lahir di Negeri ini, ini juga berarti menambah lapangan pekerjaan dan otomatis mengurangi pengangguran dimana para Seniman Musik Tanah Air dapat berekspresi dengan tenang karena didukung oleh Pemerintah dan kita semua tentunya.
Namun hal yang sangat disayangkan adalah menjamurnya pembajakan, hal ini sempat membuat Para Musisi malas dan enggan untuk berkarya, namun ibarat kata pepatah BANYAK JALAN MENUJU ROMA akhirnya para Musisi Tanah Air bersemangat lagi untuk berkarya, disatu sisi Pembajakan marak terjadi, disisi lain Show keliling Indonesia dan ini dia yang paling cepat membuat para Musisi cepat jadi jutawan bahkan milliarder mendadak….yakni penghasilan dari Nada Tunggu atau istilah kerennya RBT (Ring Back Tone), ada satu Musisi Fenomenal Indonesia yang kaya mendadak karena Lagu ciptaannya banyak dipakai untuk RBT, beliau adalah Mbah Surip, namun sayang Musisi ini keburu meninggal dunia.
Demikian sedikit cerita tentang Perkembangan Musik Pop di Tanah Air, penulis berharap kita semua dapat mendukung terus Musik Indonesia biar tetap berjaya, tak cuma di tanah air, tapi sampai ke Mancanegara.

MUSIK NASIONAL JENIS-JENIS MUSIK YANG POPULER DI INDONESIA

 Hari Musik Nasional — W.R. Supratman

Rabu, 9 Maret 2005M
28 Muharram 1426H

Hari Musik Nasional ditetapkan 9 Maret, diusulkan tahun lalu oleh Persatuan Artis, Pencipta dan Rekaman Musik Indonesia (PAPRI) sebagai penghargaan atas Wage Rudolf Supratman –sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya– yang lahir pada hari Selasa Wage, 9 Maret 1903 di Dusun Trembelang, Kelurahan Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.
Tidak banyak catatan hidup tentang komponis besar ini, Supratman mendapat pendidikan musik dari kakaknya yang di Makassar. Ketika masih bayi Supratman bersama keluarganya pindah ke Tangsi Messter Cornelis Jatinegara dan bersekolah atas diusahakannya tunjangan orang tuanya yang pernah menjadi KNIL. Surat keterangan lahirnya akhirnya dibuat dan diberi nama Wage Supratman.
Setelah ibunya meninggal Supratman mengikuti kakaknya yang menikah dengan seorang tentara KNIL –Koninklijk Nederlands Indisch Leger– ke Makassar. Di sana ia meneruskan sekolahnya di Normaal School hingga selesai, dan untuk keperluan administratif namanya menjadi Wage Rudolf Supratman. Selama di Makassar Supratman diajari musik dan biola oleh kakaknya hingga benar-benar tertarik dengan musik, selain juga senang dalam bidang sastra. Rasa tidak senangnya terhadap penjajahan Belanda pernah dituangkannya dalam bukunya yang berjudul “Perawan Desa”. Buku yang mengandung nilai-nilai nasionalisme Indonesia dan menyinggung pemerintahan Belanda itu akhirnya disita dan dilarang beredar.
Selepas bekerja di Makassar bidang jurnalistik membawa dirinya dalam gejolak pergerakan Indonesia, karena minatnya ini Supratman memutuskan pindah ke Bandung dan bekerja sebagai pembantu di harian Kaoem Moeda. Setahun kemudian berpindah ke harian Kaum Kita, sebagai pimpinan redaksi. Pekerjaan tersebut tetap dilakukannya sewaktu ia pindah kembali ke Jakarta sebagai wartawan Sin-Po, harian Tionghoa-Melayu. Di Jakarta itulah, ia banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan, hingga ia mulai menulis lagu.

Paritur Asli Lagu Indonesia Raya
Pada tahun 1924 Supratman menulis lagu Indonesia Raya atas anjuran dari H. Agus Salim yang ditulis di harian Fajar Asia agar komponis Indonesia membuat lagu kebangsaan. Dengan biolanya lagu Indonesia Raya pertama kali dikumandangkan pada penutupan acara Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928 di Jakarta. Selain lagu kebangsaan tersebut ia menciptakan lagu lain yang tak asing bagi kita, seperti “Ibu Kita Kartini”, “Di Timur Matahari” dan “Bendera Kita”.

Sayang sejuta sayang, Supratman tak sempat menikmati dentuman proklamasi dan gaungnya lagu Indonesia Raya, ia meninggal dunia di Surabaya pada tanggal 17 Agustus 1938.
Lirik asli lagu Indonesia Raya





lirik asli lagu indonesia raya